Jumat, 02 Desember 2011

Kamis, 14 April 2011

Selasa, 12 April 2011

Catatan Untuk Mahasiswa Rantau


Catatan Untuk Mahasiswa Rantau
Oleh : Ary Nugraha*
Terbit di Bahana Mahasiswa Edisi Januari
Mahasiswa telah menggoreskan tinta emas dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor dalam setiap perubahan. Keberadaan mahasiswa di tanah air, terutama sejak awal abad ke dua puluh, dilihat tidak saja dari segi eksistensi mereka sebagai sebuah kelas sosial terpelajar yang akan mengisi peran-peran strategis dalam masyarakat. Tetapi, lebih dari itu mereka telah terlibat aktif dalam gerakan perubahan jauh sebelum Indonesia merdeka, tumbangnya Orde Lama tahun 1966, Peristiwa  Lima Belas Januari (MALARI) tahun 1974, dan terakhir pada runtuhnya Orde baru tahun 1998 adalah tonggak sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia.  Sepanjang itu pula mahasiswa telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan.
Sepintas uraian diatas tentunya itu semua adalah sejarah para mahasiswa Tempo dulu atau cerita para sesepuh anda yang telah lebih dulu menyandang status “Mahasiswa”. Mereka (baca: mahasiswa Tempo Dulu) telah menggoreskan kegagahan serta keberanian mereka dikarenakan kesadaran yang mereka miliki menyandang status “Mahasiswa”, Lantas Bagaimana dengan Kita, para mahasisiwa yang banyak berasal dari rantau hari ini? Adakah kesadaran itu? Atau hanya sekedar kuliah, kantin, kos, kongkow-kongkow gak jelas? Mau dibawa kemana esensi status mahasiswa yang anda sandang tentunya andalah yang menentukan, bukan saya sebagai penulis atau bahkan senior anda dikampus apalagi Dosen. tetapi satu hal yang tentunya mesti diingat anda para ‘mahasisiswa rantau’ ialah wajah kedua orang tua dikampung halaman yang hari ini sampai esok menanti keberhasilan anaknya diperantauan dengan segala usaha yang dilakukan para orang tua demi suksesnya anak-anak mereka.
Saya sebagai penulis hanya akan memberikan pemahaman seperti apa idealnya yang mesti dilakukan sebagai mahasiswa agar penantian panjang orang tua dikampung halaman menjadi tidak sia-sia belaka. Untuk itu jadilah seorang “Mahasiswa Sejati” yang menjiwai nilai kemahasiswaan dan tentunya tidak sekedar kuliah orang kuliah awak. Apa yang mesti dilakukan? Hal yang pertama yang mesti kawan-kawan Mahasiswa baru lakukan adalah menumbuhkan kesadaran tentang arti pentingnya menjadi mahasiswa, peran dan fungsi apa saja yang mesti dilakukan selama menyandang status Mahasiswa. Kedua, Menjalankan apa yang mesti dilakukan sesuai peran dan fungsi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab moral sebagai mahasiswa.
Untuk memahami serta agar dapat memberikan kita motivasi tentang apa yang mesti dilakukan menjadi mahasiswa sejati dan sukses sehingga timbul dan tumbuh kesadaran, lihatlah kisah-kisah inspirasi tentang sejarah para mahasiswa tempo dulu seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, Natsir, Muhammad Yamin, Sugondo Joyopuspito, Lafran Pane, Nurcholis Madjid, Akbar Tanjung, Anas Urbaningrum dan lain-lain,  yang mereka semua adalah mahasiswa rantau menuntut ilmu jauh dari keluarga namun dengan kesadaran yang dimiliki akhirnya mereka mampu mengukir sejarah. Immanuel Kant, pernah berkata bahwa sejarah bukanlah sesuatu yang terjadi, tapi sejarah adalah sesuatu yang terjadi dan memiliki arti. Dan betapa berartinya sejarah yang mereka ukir bagi keberhasilan baik untuk diri pribadi, keluarga maupun bangsa.
Sekali lagi saya katakan para mahasiswa tempo dulu yang saya sebutkan itu mereka adalah orang-orang yang memilki kesadaran penuh menjadi seorang mahasiswa yang tahu akan tugas peran dan fungsinya. Kesadaran yang tumbuh dari setiap mahasiswa yang sadar akan tugasnya ialah bahwa ia tidak saja mesti menyelesaikan tugas akademik dikampus, namun juga mesti mampu menyelesaikan problem-problem social kemasyarakatan yang ternyata jauh lebih rumit ketimbang belajar teorinya dan baca buku didalam kelas. Dengan demikian aktivitas yang dilakukan setiap harinya menjadi aktivitas yang produktif tidak hanya sekedar kuliah, kantin, kos, kongkow-kongkow sambil gitar, yang sama sekali tidak produktif.
Keseimbangan dua aspek tadi yakni teori dan praktik setidaknya akan membentuk pemahaman yang utuh. Teori tanpa praktik adalah omong kosong, dan praktik tanpa teori dikhawatirkan akan asal-asalan. Mahasiswa bisa diibaratkan adalah sosok intelektual muda yang nantinya diharapkan bisa menjadi cendekiawan. Tentu tidak mudah menapaki jalan hidup ke sana, penuh liku dan jalan terjal yang mesti dilalui. Karena menjadi seorang cendekiawan yang konsisten kadangkala mesti berseberangan dengan penguasa yang bisa jadi jalan yang dipilihnya itu menyeret pada pengapnya "hotel prodeo" alias penjara. Namun itu adalah konsekuensi dari sebuah perjuangan menjadi seorang mahasiswa sejati yang sadar akan peran dan fungsinya sebagai Agent Of Change dan Agent Of Control.
Jika Kesadaran telah mulai tumbuh dalam diri menyadari sepenuhnya sebagai Mahasiswa tentu aktifitas yang dilakukan adalah aktifitas produktif guna menempa diri untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh masing-masing Individu, namun tujuan bukanlah segalanya yang terpenting ialah proses yang kita lakukan dalam mencari Ilmu diperguruan Tinggi sesuai dengan karakter masing-masing yang menjadi pilihan. Tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan kemahasiswaan terdapat berbagai karakter mahasiswa, yang “menghiasi” perannya dalam pergerakan mahasiswa itu sendiri.
1.      Cenderung oportunis
Jenis mahasiswa seperti ini cenderung menggambarkan bahwa organisasi dan pergerakan mahasiswa merupakan sebuah ladang bagi dirinya untuk meraih keuntungan. Entah itu keuntungan materi, kekuasaan, atau pun status sosial.
2.      Berpolitik praktis
Jenis mahasiswa ini biasanya tergabung ke dalam satu partai, dan mencoba untuk menggalang kekuatan masa untuk menduduki sebuah jabatan, atau untuk manggalang sebuah kekuatan opini. Yang lucunya, untuk sebagian mahasiswa cenderung meng’kulktus’ kan seorang tokoh , tanpa didasari oleh sebuah pemikiran-pemikiran kritis.
3.      Bertaktik.
Jenis mahasiswa ini biasanya menggunakan taktik-taktik tertentu untuk dapat membentuk opini orang lain, untuk kemudian mencoba membentuk opini tersebut menjadi sebuah persepsi yang benar, ada kalanya penggalangan kekuatan tidak hanya dilakukan dengan menggunakan otak, tapi juga otot
4.      Bersikap acuh tak acuh
Ada dua sebab mengapa mahasiswa menjadi acuh tak acuh. Pertama, dikarenakan tidak adanya rasa tanggung jawab dalam diri mahasiswa yang bersangkutan, dan mengidentikan bahwa seorang mahasiswa itu hanya bertugas untuk “belajar. Kedua, dikarenakan platform pergerakan mahasiwa yang tengah di usung tidak sesuai dengan pemikirannya, atau pun cara dia berjuang, bisa jadi orang-orang seperti ini mulai melihat bahwa organisasi mahasiwa yang bersangkutan berada pada jalur yang salah.
5.      Berlandasan
Jenis mahasiswa ini biasanya memiliki pemahaman-pemahaman, dan pola berpikir yang matang, sehingga segala sesuatu yang diperbuat atau di perjuangkannya memiliki sebuah landasan yang real, dengan arti kata penolakan dan penerimaan didasarkan pada sebuah proses berpikir yang matang dengan pertimbangan landasan-landasan itu tadi. Mengapa mahasiwa ini bisa menjadi terkotak-kotak?, bisa jadi ada berbagai macam persepsi yang berbeda tentang arti kata idelisme itu tadi. Sekarang apa yang dimaksud dengan idealisme, sekarang mari kita ungkap lebih jauh.
6.      Idealis
Idealisme adalah sesuatu yang ideal, dengan kata lain menempatkan sesuatu pada tempatnya,bisa juga dikatakan serasi atau selaras. Sebagai contoh, seorang mahasiswa dikatakan memiliki idealisme adalah ketika melakukan protes kepada seorang Dekan yang membuat sebuah keputusan dengan tidak mengindahkan aturan, untuk kembali kepada aturan yang sebenarnya, jadi idealisme disini adalah mencoba untuk memperjuangkan sebuah aturan yang telah disepakati sebelumnya, contoh lainnya adalah ketika seorang mahasiswa memperjuangkan kebutuhan orang-orang miskin, yang hak-hak nya tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah. Jadi idealisme itu timbul dikarenakan adanya sebuah pemikiran untuk menempatkan segala sesuatu pada tempatnya atau dengan kata lain berbuat adil. Landasan Mahasiswa dalam Pergerakan Mahasiswa.  Secara garis besar ada dua andasan yang dipakai oeleh mahasiswa untuk memperjuangkan idealisme itu tadi, yaitu Hukum positif dan hukum Agama.
Dari keenam karakteristik umum mahasiswa diatas sekali lagi saya hanya memberikan pilihan kepada kawan-kawan mahasiswa baru, dan kawan-kawan sendirilah yang akan memilih karakter seperti apa seharusnya yang anda perankan dalam menjalankan kehidupan sebagai mahasiswa selanjutnya.
Sementara untuk menjadikan anda para mahasiswa rantau sebagai mahasiswa sejati dan penantian orang tua dikampung halaman menjadi tidak sia-sia belaka adalah mereka mahasiswa rantau yang memenuhi persyaratan
  1. Mempunyai prestasi akademik yang baik (IPK diatas rata-rata).
  2. Basic organisasi yang kuat, karena mengalami pengkaderan yang berjenjang dari tingkatannya, bukan aktivis instant yang hanya mengejar popularitas sesaat.
  3. Santun dalam bertingkah cerdas dalam berfikir (ahlakul kharimah), dan menjadi panutan mahasiswa lainnya.
  4. Mampu me-manage (mengatur) waktu, bukan waktu yang mengaturnya.
  5. Mampu menuangkan pokok pikiran dan ide-ide nya kedalam tulisan.
Jika anda sebagai mahasiswa rantau mempunyai semua persyaratan seperti diatas, maka anda layak menyandang predikat sebagai mahasiswa sejati. Jika belum, maka sebaiknya Penulis sarankan anda banyak belajar, belajar dan belajar.
Hidup Mahasiswa..Hidup Mahasiswa, Selamat Datang Mahasiswa Universitas Riau 2010 yang berasal dari beragam rantau, semoga tulisan yang saya berikan ini dapat berguna dan mencerahkan serta mengispirasi dalam hari-hari panjang anda kedepan sebagai Seorang Mahasiswa yang memahami Esensi menjadi Mahasiswa Sejati.
Penulis: Ary Nugraha
Mahasiswa Universitas Riau