Selasa, 29 Oktober 2013

Sumpah Pemuda Berkumandang Sebelum HMI Mengupas Masalah Korupsi di Pekanbaru


Sumpah Pemuda Berkumandang Sebelum HMI Mengupas Masalah Korupsi di Pekanbaru 


Sumpah Pemuda Berkumandang Sebelum HMI Mengupas Masalah Korupsi di Pekanbaru - See more at: http://www.goriau.com/berita/peristiwa/sumpah-pemuda-berkumandang-sebelum-hmi-mengupas-masalah-korupsi-di-pekanbaru.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter#sthash.kesONryc.dpuf

PEKANBARU, GORIAU.COM - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru menggelar diskusi kepemudaan bersempena memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-85, Senin (28/10/2013) malam. Diskusi ini dihadiri oleh kader HMI selingkungan cabang Pekanbaru beserta tamu undangan yang berlangsung di Pusat Kegiatan HMI, Jalan Melayu, Pekanbaru.

Sebelum diskusi dimulai para peserta diskusi secara bersama membacakan teks Sumpah Pemuda, untuk membangkitkan semangat para pemuda. Diskusi yang bertemakan ''semangat pemuda wujudkan Riau tanpa korupsi'' ini menghadirkan Ary Nugraha selaku Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru sebagai narasumber.

Pada diskusi tersebut Ary Nugraha yang akrab dipanggil Bung An ini mengungkapkan, bahwa persoalan korupsi merupakan masalah klasik negeri ini, banyaknya kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh petinggi negeri dan para eksekutif dari pusat sampai ke daerah khususnya Provinsi Riau. ''Hal ini tentu sangat melukai hati rakyat negeri ini,'' tegas Ary.

Ary juga menerangkan, bahwa pemuda memiliki peran penting dalam sebuah perubahan dalam tatanan masyarakat, walau pun tak dapat dipungkiri peran para pendahulu menjadi bagian penting untuk para pemuda saat ini.

Kemudian Ary pada sela waktu yang singkat tersebut mengajak pemuda khususnya di bumi Lancang Kuning untuk turut andil melakukan perlawanan terhadap korupsi yang merupakan problem krusial negeri ini.

Sementara itu, Fahrunnas, Ketua Umum Komisariat di Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (UIR) yang juga peserta diskusi menanggapi dengan positif digelarnya kegiatan diskusi kepemudaan ini. ''Dengan diadakannya diskusi memperingati hari sumpah pemuda ini kita kembali bisa mengingat akan bagaimana fungsi kita sebagai pemuda indonesia yang sesungguhnya,'' ujar Fahrunnas.

Oleh sebab itu, lanjut Fahrunnas, dengan semangat hari sumpah pemuda yang ke-85 ini, sebagai pemuda sudah seharusnya mempunyai semangat integritas dalam membangun daerah, dan bangga menjadi pemuda indonesia. ***
(GoRiau.com)
Selasa, 29 Oktober 2013 04:24 WIB


Selasa, 29 Oktober 2013 04:24 WIB
PEKANBARU, GORIAU.COM - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru menggelar diskusi kepemudaan bersempena memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-85, Senin (28/10/2013) malam. Diskusi ini dihadiri oleh kader HMI selingkungan cabang Pekanbaru beserta tamu undangan yang berlangsung di Pusat Kegiatan HMI, Jalan Melayu, Pekanbaru.

Sebelum diskusi dimulai para peserta diskusi secara bersama membacakan teks Sumpah Pemuda, untuk membangkitkan semangat para pemuda. Diskusi yang bertemakan ''semangat pemuda wujudkan Riau tanpa korupsi'' ini menghadirkan Ary Nugraha selaku Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru sebagai narasumber.

Pada diskusi tersebut Ary Nugraha yang akrab dipanggil Bung An ini mengungkapkan, bahwa persoalan korupsi merupakan masalah klasik negeri ini, banyaknya kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh petinggi negeri dan para eksekutif dari pusat sampai ke daerah khususnya Provinsi Riau. ''Hal ini tentu sangat melukai hati rakyat negeri ini,'' tegas Ary.

Ary juga menerangkan, bahwa pemuda memiliki peran penting dalam sebuah perubahan dalam tatanan masyarakat, walau pun tak dapat dipungkiri peran para pendahulu menjadi bagian penting untuk para pemuda saat ini.

Kemudian Ary pada sela waktu yang singkat tersebut mengajak pemuda khususnya di bumi Lancang Kuning untuk turut andil melakukan perlawanan terhadap korupsi yang merupakan problem krusial negeri ini.

Sementara itu, Fahrunnas, Ketua Umum Komisariat di Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (UIR) yang juga peserta diskusi menanggapi dengan positif digelarnya kegiatan diskusi kepemudaan ini. ''Dengan diadakannya diskusi memperingati hari sumpah pemuda ini kita kembali bisa mengingat akan bagaimana fungsi kita sebagai pemuda indonesia yang sesungguhnya,'' ujar Fahrunnas.

Oleh sebab itu, lanjut Fahrunnas, dengan semangat hari sumpah pemuda yang ke-85 ini, sebagai pemuda sudah seharusnya mempunyai semangat integritas dalam membangun daerah, dan bangga menjadi pemuda indonesia. ***
- See more at: http://www.goriau.com/berita/peristiwa/sumpah-pemuda-berkumandang-sebelum-hmi-mengupas-masalah-korupsi-di-pekanbaru.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter#sthash.kesONryc.dpuf
PEKANBARU, GORIAU.COM - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru menggelar diskusi kepemudaan bersempena memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-85, Senin (28/10/2013) malam. Diskusi ini dihadiri oleh kader HMI selingkungan cabang Pekanbaru beserta tamu undangan yang berlangsung di Pusat Kegiatan HMI, Jalan Melayu, Pekanbaru.

Sebelum diskusi dimulai para peserta diskusi secara bersama membacakan teks Sumpah Pemuda, untuk membangkitkan semangat para pemuda. Diskusi yang bertemakan ''semangat pemuda wujudkan Riau tanpa korupsi'' ini menghadirkan Ary Nugraha selaku Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru sebagai narasumber.

Pada diskusi tersebut Ary Nugraha yang akrab dipanggil Bung An ini mengungkapkan, bahwa persoalan korupsi merupakan masalah klasik negeri ini, banyaknya kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh petinggi negeri dan para eksekutif dari pusat sampai ke daerah khususnya Provinsi Riau. ''Hal ini tentu sangat melukai hati rakyat negeri ini,'' tegas Ary.

Ary juga menerangkan, bahwa pemuda memiliki peran penting dalam sebuah perubahan dalam tatanan masyarakat, walau pun tak dapat dipungkiri peran para pendahulu menjadi bagian penting untuk para pemuda saat ini.

Kemudian Ary pada sela waktu yang singkat tersebut mengajak pemuda khususnya di bumi Lancang Kuning untuk turut andil melakukan perlawanan terhadap korupsi yang merupakan problem krusial negeri ini.

Sementara itu, Fahrunnas, Ketua Umum Komisariat di Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (UIR) yang juga peserta diskusi menanggapi dengan positif digelarnya kegiatan diskusi kepemudaan ini. ''Dengan diadakannya diskusi memperingati hari sumpah pemuda ini kita kembali bisa mengingat akan bagaimana fungsi kita sebagai pemuda indonesia yang sesungguhnya,'' ujar Fahrunnas.

Oleh sebab itu, lanjut Fahrunnas, dengan semangat hari sumpah pemuda yang ke-85 ini, sebagai pemuda sudah seharusnya mempunyai semangat integritas dalam membangun daerah, dan bangga menjadi pemuda indonesia. ***
- See more at: http://www.goriau.com/berita/peristiwa/sumpah-pemuda-berkumandang-sebelum-hmi-mengupas-masalah-korupsi-di-pekanbaru.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter#sthash.kesONryc.dpuf

Sikap Pemuda Terhadap Korupsi



DARI INDONESIA SAMPAI KE RIAU
Sikap Pemuda Terhadap Korupsi 
Titik tekan yang harus disoroti adalah konsistensi kaum muda dalam memberikan kontribusi terkait pemberantasan korupsi di Indonesia. Jika kita lihat saat ini, semangat pemuda mulai lemah dalam memperjuangkan kejujuran dan tindakan-tindakan anti-korupsi. Pergerakan mahasiswa yang mulai kehilangan greget untuk memperjuangkan nilai-nilai dari kejujuran. Di sisi lain, pergerakan LSM juga mulai kehilangan arah dalam memperjuangkan aspirasi jeritan-jeritan rakyat. Dalam hal ini banyak dari LSM dan gerakan-gerakan pemuda dewasa ini banyak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik pihak tertentu.
Pemuda memilliki peran utama sebagai mediasi penyampaian jeritan rakyat kepada penguasa, juga sebagai fasilitator dalam kegiatan mengkampanyekan anti-korupsi dalam masyarakat. Para mahasiswa memperjuangkan aspirasi rakyat dengan berbagai macam kegiatan dari unjuk seni dan pengetahuan sampai unjuk rasa turun ke jalan. Semua dimaksudkan untuk mengawal para penguasa yang bertingkah semena-mena dalam mengambil kebijakan –tidak pro-rakyat- agar mereka kembali ke jalan yang luus –pro-rakyat kecil.
Dimanakah spirit dan mental yang dimiliki oleh Sutan Syahrir, pemuda bangsa yang dengan berani mendesak Presiden Soekarno untuk segera memplokamasikan kemerdekaan Indonesia, pemuda yang mempunyai gagasan “menculik” presiden ke Rengasdengklok. Kemana jiwa perjuangan pemuda seperti halnya Chairil Anwar, pemuda yang berani menghasilkan nasihat dan teguran kepada pengusa lewat bait-bait puisi yang indah. Akan kah pemuda Indonesia bersembunyi di balik kenyamanan kemodern-an zaman, menyibukkan diri dengan gadget tanpa memikirkan nasib rakyat yang kelaparan karena haknya diambil oleh penguasa-penguasa dan koruptor yang acap kali di lindungi oleh aparatur negara.  
            Yang perlu dilakukan saat ini adalah gerakan-gerakan monitoring terhadap pemerintah yang terintegrasi. Adanya pengawalan pada setiap keputusan yang diambil pemerintah merupakan langkah awal dan urgen yang bisa dilakukan pemuda, sehingga penguasa semakin yakin bahwasanya mereka selalu diawasi oleh rakyatnya dan tidak mengesampingkan hak masyarakat kecil.
 LSM dan mahasiswa harus terus mengkaji kebijakan-kebijakan pemerintah, terutama yang berkenaan dengan anggaran atau penggunaan uang. Apabila terdapat kejanggalan setelah adanya pengkajian masalah yang sistematis, maka langsung dilaporkan kepada pihak yang berwenang menangani permasalahan –KPK, Kejaksaan Agung atau setempat, maupun kepolisian. Selain itu kalangan LSM dan mahasiswa juga harus senantiasa menjaga komunikasi dengan masyarakat luas dan mendampingi pelaporan yang dilakukan masyarakat sehingga laporan masyarakat bisa dipastikan ditangani oleh pihak berwenang. Dengan cara demikian, praktek tebang pilih yang selama ini sering terjadi akan bisa diminimalisir.
            Akan teapi, fungsi sebagai fasilitator dalam mengkampanyekan gerakan anti-korupsi juga tidak kalah pentingnya. Para oraganisasi –LSM- harus melakukan pendampingan kepada rakyat untuk memahami dan mentransformasikan sikap anti-korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, kerjasama dengan KPK dan lembaga anti-korupsi terkait sangat penting, dimaksudkan agar tidak ada kesalah pahaman dan lebih memudahkan skema pendidikan –sosialisasi- yang efektif dan terintegrasi.
             Pemuda bisa menjadi seorang motivator, menasihati dan mengajak teman pekerja agar tidak melakukan perbuatan curang dalam bekerja. Partisipasi pemuda memiliki andil besar dalam mensukseskan tindakan preventif tindak pidana korupsi. Terutama untuk mendidik mereka yang lebih muda agar senantiasa mengutamakan sikap kejujuran dalam kesehariannya.
            Pendidikan dan cara yang pendekatan kepada kaum muda juga nampaknya perlu diperbaiki. Setidaknya ada tiga tahapan yang bisa ditempuh dalam membina rekan sejawat yang lebih muda. Mereka yang masih dalam usia anak-anak (10 < tahun), lebih diberikan kebebasan. Artinya segala kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan harus dimaklumi sebagai proses pembelajaran dari kesalahan yang mereka lakukan.
Kemudian mereka yang berada pada umur belasan (11-19 tahun), diberikan arahan dan sedikit paksaan untuk ditanamkan nilai kejujuran, diberi himbauan tentang yang salah dan benar, juga yang baik dan buruk. Sehingga mereka yang tidak berbohong atau melakukan perbuatan curang harus diberikan sanksi yang mendidik. Misalnya, di sekolah siswa tidak boleh mencontek dan berbuat curang dalam mengerjakan soal-soal ulangan (ujian), maka jika ada yang melakukan tindakan curang harus diberi sanksi tegas dan diberi bimbingan dengan serius oleh gurunya melalui pendekatan seorang ibu/ayah kepada anaknya supaya anak terbiasa berbuat jujur dan mau belajar mempersiapkan diri menghadapi ulangan.
Sementara mereka yang berada di kisaran umur dua puluhan ( >20 tahun), diajak diskusi tentang korupsi, kejujuran, perpolitikan, dan hukum kenegaraan. Harapannya, mereka bisa mengeluarkan ide-ide brilian yang bisa mengentaskan masyarakat dari jeratan kemiskinan. Dengan sendirinya mereka juga akan memahami bahwa perbuatan korupsi merupakan perbuatan yang salah dan merugikan diri sendiri juga orang lain. Dengan metode pendidikan dan pendekatan seperti itu juga bisa memancing kedewasaan dan rasa bahwasanya mereka dibutuhkan dan dihargai oleh masyarakat. Para remaja juga menjadi lebih peduli terhadap nasib bangsa dan bisa meringankan tugas lembaga anti-korupsi karena jiwa anti-korupsi sudah terbentuk di benak generasi muda sedari dini. Sebagaimana pepatah mengatakan, bagaimanapun tindakan pencegahan itu lebih baik dari pada tindakan penanganan dan pengobatan.
Dengan ditangkapnya sejumlah pejabat, mulai dari Gubernur, Bupati, Anggota DPRD sampai ke Kepala Dinas tentulah fenomena korupsi yang terjadi di Riau merupakan masalah serius yang harus dipikirkan dan disikapi. Sebab sejumlah yang ditangkap masih sebagian kecil yang diduga kuat masih banyak sejumlah koruptor yang belum tertangkap atau terdeteksi oleh KPK. Oleh karenanya dibutuhkan peran segenap lapisan masayarakat –terutama generasi muda- untuk mewujudkan masyarakat Riau sejahtera tanpa korupsi.
Pintu awal lahirnya koruptor itu ialah dalam pelaksanaan pilkada, pemilu legislatif dilakukan dengan cara-cara curang. Masyarakat memilih dikarenakan “materil” yang diberikan oleh para kontestan baik pilkada maupun pemiliu legislatif. Sehingga wajar pada proses pilkada putaran pertama kemarin dimenangkan oleh golput sebagai hukuman atas fenomena korupsi yang menyangkut sejumlah pejabat di Riau.
Semangat Sumpah Pemuda harus menjadi pemicu, spirit bagi para pemuda di riau untuk melakukan perlawanan terhadap korupsi. Tentunya perlu disiapkan gagasan yang dapat terintegrasi dan terkonsolidasi dalam satu isu. bahwa musuh bersama masyarakat ialah korupsi dan koruptor itu sendiri. Untuk mewujudkan peran serta yang terintegrasi dan terkonsolidasi menurut saya dengan menyiapkan sebuah gagasan berupa gerakan paradigmatik. Berupa gerakan moral seruan untuk kedepan agar pembangunan di Riau terbebas Tanpa Korupsi. Gagasan ini nantinya harus dijalankan dengan berbagaimacam pendekatan, kreatif dan inovatif maupun pendekatan kebudayaan.
Maka dari itu dengan Semangat Sumpah Pemuda, bertumpah darah, berbangsa, dan berbahasa satu. Mari Kita satukan tekad dalam Semangat Perubahan Untuk dari sekarang bersikap Proaktif Kampanyekan Semangat #RiauTanpaKorupsi.
@bungarynugraha
Ketua Umum HmI Cabang Pekanbaru
(Terbit Di Haluan Riau Halaman ke-4 Selasa, 29 Oktober 2013)
Bagian Ke-2