Rabu, 31 Juli 2013

Menyoal Listrik Kembali Padam; Potret Buruk Kinerja PLN


Menyoal Listrik Kembali Padam; Potret Buruk Kinerja PLN

Oleh Ary Nugraha
Formatur/Ketua Umum HmI Cabang Pekanbaru

Pemadaman Listrik Bergilir, selalu saja menjadi bagian penderitaan masyarakat riau yang tidak berkesudahan setiap tahunnya. terutama saat memasuki bulan suci ramadhan. Dimana saat bulan suci ramadhan seharusnya masyarakat dapat merasakan kenyamanan pelayanan listrik. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya saat ini masyarakat dirugikan dengan pemadaman listrik, yang durasinya bahkan terbilang lama.
kondisi ini bukan terjadi pada saat ini saja. Melainkan sejak tahun 2009. Dimana saat itu terjadi pemadaman listrik di riau dalam sehari bahkan 2 sampai 3 kali terjadi pemadaman. Kondisi tersebut akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa, yang korlap nya saya pimpin untuk menuntut PLN bahkan Pemerintah Daerah mencarikan solusi.
Saat ini pemadaman listrik bergilir kembali terjadi. Seolah-olah permasalahan ini tidak pernah kunjung tuntas dan selesai. alasan yang dikemukakan management PLN Riau selalu disebabkan karena adanya pemeliharaan pembangkit, kerusakan pembangkit listrik serta terjadinya defisit beban pemakaian daya listrik yang terlalu tinggi. Oleh karena itu management PLN Riau mengklaim bahwa pemadaman listrik dilakukan agar terjadi efisiensi. seolah-olah alasan tersbut selalu menjadi kalimat sakti yang klasik dikeluarkan oleh management PLN wilayah Riau. pada akhirnya kembali Managemen PLN wilayah Riau merugikan masyarakat riau demi efisiensi.
Yang menjadi pertanyaan kita masyarakat Riau adalah ; kenapa permasalahan klasik listrik ini selalu terjadi? Apa karena management PLN Riau yang tidak mampu mengatasi permasalahan Listrik masyarakat Riau? Sebab untuk mengatasi beban pemakaian konsumsi listrik yang tinggi, managmnt PLN  Riau selalu beralasan harus melakukan pemadaman listrik agar terjadi efisiensi
PLN merupakan Perusahaan yang ditugaskan untuk menampung dan melaksanakan semua kegiatan perancangan, pembangunan dan pengusahaan tenaga listrik. Seharusnya management PLN Wilayah Riau tidak pada porsinya berbicara efisiensi, tapi seharusnya  bagaimana bekerja secara efektif. Bekerja secara efektif Artinya Management PLN Wilayah Riau Seharusnya telah menyiapkan langkah-langkah untuk mngatasi persoalan kekurangan daya listrik yang selalu terjadi di Riau. Sehingga tidak menjadikan pemadaman listrik sebagai solusi. jika pihak management PLN wilayah Riau telah menyiapkan langkah-langkah secara efektif maka masyrakat riau sebagai konsumen pasti tidak akan merasakan pemadaman listrik bergilir selama bulan suci ramadhan.
Adapun langkah-langkah Efektif yang dapat dilakukan diantaranya perbaikan system distribusi listrik, mengurangi ketergantungan kepada BBM sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik, internalisasi hidup hemat kepada khalayak baik dari mulai level rumah sampai perusahaan besar, dan perapihan internal pengurus Management PLN Riau.
Selanjutnya management PLN Wilayah Riau agar dapat lebih koordinatif terhadap pelanggannya yang tentunya sangat mengalami kerugian dari pemadaman listrik tersebut. Misalkan dengan cara  memberikan potongan harga tarif dasar listrik untuk pelanggan sebesar 10 persen dari beban biaya yang melebihi tingkat mutu pelayanan selama terjadinya pemadaman listrik. melakukan koordinasi strategis dengan pelaku industri dengan mengurangi penggunaan daya listrik pada waktu-waktu yang disepakati. Tentunya langkah-langkah efektif tersebut mesti dilakukan secara simultan dan terstruktur.
Bekerja secara Efektif dengan menyiapkan langkah-langkah mengatasi persoalan kekuarangan daya beban pemakaian listrik. Akan menunjukkan profesionalisme kinerja management PLN wilayah Riau. Pemadaman listrik bergilir yang selalu terjadi mencerminkan potrek buruk kinerja management PLN Wilayah Riau. Oleh karena itu, apabila management PLN wilayah riau tidak mampu atasi persoalan pemadaman listrik ini secara tuntas, maka lebih baik mundur dari jabatan.

 (Terbit di Haluan Riau Tanggal  28 Juli 2013)

Sabtu, 27 Juli 2013

Ramadhan Musim Politisi Mendadak Alim


Ramadhan Musim Politisi Mendadak Alim
Oleh : Ary Nugraha *
Ramadhan menjadi momen penting yang dinanti-nantikan kedatangannya oleh Umat Islam. Mengapa demikian? Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan Islam). Bulan ini sangat istimewa bagi umat Islam karena terdapat banyak keutamaan di dalamnya. Ibarat petani, Bulan Ramadhan adalah saat panen raya. Dibaratkan panen raya disebabkan bulan ini merupakan waktu dimana berbagai amal kebaikan dilipat gandakan pahalanya jauh melebihi waktu-waktu diluar Ramadhan. Sehingga ramadhan menjadi momentum penting yang ditunggu-tunggu kedatangannya untuk meningkatkan kualitas Umat Islam.
Adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia,  negara yang berpenduduk sekitar 250 Juta Jiwa ini (Data BPS) dimana 80% diantaranya ialah Umat Islam.. Sebagai negara yang dalam sistem politiknya mengenal dan menerapkan demokrasi. Pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Maka Rakyat menjadi Bagian Terpenting dalam setiap proses politik seperti Pemilu, Pilpres dan Pilkada. Hampir dikatakan bahwa tidak ada sedikit pun ruang kehidupan masyarakat di Republik Indonesia ini yang lepas dari aspek politis. Sehingga pernah dalam suatu kesempatan diskusi pada seminar nasional yang sayaa ikuti, saya katakan bahwa, kalau kita mau mencari ilmu pengetahuan teknologi, tempat belajar yang cocok itu ke Amerika atau eropa. tetapi  kalau mau belajar politik, gak usah jauh-jauh, tempatnya ada di Indonesia. Sebab di Republik ini semua dapat dipolitisasi demi kepentingan politik.
Dalam tulisan ini penulis Bukan hendak bercerita tentang Ramadhan sebagai momentum umat untuk memperbaiki diri dan meningkatkan Ibadah kepada Allah, sebab pembahasan tersebut telah banyak tentunya dikupas oleh para ustadz-ustadz pada setiap Khutbah. Yang akan Penulis bahas dalam tulisan ini ialah  Ada suatu hal fenomena yang tak kalah menariknya disisi lain datangnya Bulan Ramadhan.. yakni  Bagaimana Bulan Ramadhan menjadi Musimnya para pejabat atau politisi menjadi Alim. Dimana para pejabat/politisi sibuk mengagendakan aktifitasnya dengan melakukan safari ramadhan ke masjid-masjid. Memberikan ceramah-ceramah agama kepada masyarakat singkat kata politisi yang mendadak Ustadz.
Dalam satu tausiyahnya, almarhum KH Zainudin MZ pernah bertanya kepada jamaahnya. Pilih mana, minyak onta cap babi atau minyak babi cap onta? Minyak onta cap babi masih boleh, tapi minyak babi cap onta itu menipu, kata Kiai sejuta umat itu.
Coba saja kita lihat mulai saat memasuki bulan ramadhan. Dipekanbaru misalnya saat ini yang bersempenaan dengan proses Pilkada Gubernur.  Sepanduk-sepanduk maupun baliho para Kandidat mengucapkan selamat Bulan suci ramadhan pun bertebaran dimana-mana. Dengan tampilan gambar photo  mengenakan pakaian takwa. Bermacam slogan pencitraan bermunculan agar menyentuh hati masyarakat. Agenda-agenda safari ramadhan pun memadati aktifitas para pejabat/politisi serta kandidat pilkada dimasjid-masjid.
Bukannya keberadaan sepanduk-sepanduk ucapan ramadhan dan safari ramadhan ke masjid-masjid oleh pejabat/politisi itu tidak baik. Tapi, masyarakat diingatkan tidak tertipu pencitraan yang dilakukan pejabat atau  politisi, yang memanfaatkan momentum Ramadhan hanya untuk sekedar kepentingan mereka. Kepentingan agar ketika pemilu maupun pilkada dipilih oleh masyarakat.
Fenomena Ramadhan sebagai musim para pejabat/politisi melakukan pencitraan kepada masyarakat, tak jarang ditemui setelah Usai ramadhan, sejumlah pejabat/politikus diberitakan tertangkap tangan melakukan korupsi atau tindakan asusila lainnya. Kamuflase yang dilakukan para pesohor itu jelas membingungkan masyarakat. Tentulah  masyarakat mesti cerdas dalam melihat dan menilai fenomena Ramadhan yang ternyata juga dimanfaatkan sebagai musim pejabat/politisi mendadak alim. Seperti kata pepatah, emas pasti kuning, tapi tidak semua yang kuning pasti emas.
Fenomena itu menggambarkan jika Islam tidak menjadi rule of thinking. Ramadhan seperti musim yang temporer. Ketika 'Musim Ramadhan' habis, habis pula ketakwaan selama satu bulan. Ramadhan tidak dijadikan pintu gerbang untuk menjadi Muslim yang paripurna, yang secara kaffah menjalankan ajaran Nabi Muhammad Salallahu Alaihi wasallam. Tetapi ramadhan hanya dijadikan tradisi bagi pejabat/politisi untuk bagaimana meningkatkan pecitraan dihadapan masyarakat. Alhasil negeri ini hanya menjadikan bulan ramadhan sebagai tradisi musiman pencitraannya para pejabat/politisi. bukan sebagai jalan untuk memperkuat ketakwaan kepada Allah Swt.
Untuk itu para pejabat/politisi serta kandidat khsusunya dalam Pilkada Riau harus memahami bahwa kesucian Ramadhan harus dimaknai dengan kesungguh-sungguhan dalam beribadah. ramadhan harus dimaknai dengan peningkatan prestasi baik secara spiritual maupun sosial. Mari tingkatkan amal ibadah dibulan ramadhan ini juga usai ramdhan nanti.
Sekarang pilihan ada di tangan kita sebagai umat Muslim. Mau pilih minyak onta cap babi, atau minyak babi cap onta.
Wallahualambishawab
*Penulis Formatur/Ketua Umum HmI Cabang Pekanbaru

 (Terbit di  KoranTribun Pekanbaru, Jum'at  26 Juli 2013 Hal 32)

Sabtu, 20 Juli 2013

1 juta Like & Follower Untuk R'KAOS Production

Sebuah Industri Rumahan Kreatif & Inovatif. yang menawarkan pembuatan  Kaos Promosi, Kaos Event, Kaos Kampanye/Sosialisasi, Koas Komunitas/Organisasi, Jaket, Sweater, Baju Olahraga. Berkualitas & Ekonomis. R'Kaos Production mempunyai gerakan sosial 2.5 % keuntungan diperuntukkan untuk beasiswa pendidikan untuk masyarakat yang membutuhkan. KLIK FB R'kaos Production Lantas Klik Tanda Like atau Follow Twitter Kami @RkaosProduction, tindakan anda sudah membantu untuk program sosial yang dilakukan oleh R'kaos Production.  Percayakan Kebutuhan anda Pada R'Kaos Production.

Senin, 08 Juli 2013

Urgensi Pemilih Cerdas Dalam Pilkada Riau


Urgensi Pemilih Cerdas dalam Pilkada Riau
Oleh : Ary Nugraha *
Keberadaan pilkada secaa langsung sejak ditetapkannya Undang-Undang  32 tahun 2004 dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 merupakan indikator pelaksanaan demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam perspektif otonomi daerah. Karenanya, sudah seharusnya Pilkada dilaksanakan dengan penuh sportivitas, transparansi, dan mengedepankan prinsip “luberjudil” (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil)
Ditetapkannya 5 pasangan calon Gubernur Riau & wakil Gubenur Riau pada tanggal 1 Juli 2013 yang lalu secara sah genderang persaingan antar kandidat Pilkada Provinsi Riau telah dimulai. Artinya setiap pelanggaran ataupun kecurangan kandidat sudah dapat diberkan sanksi. Hajatan 5 tahunan ini tentunya memegang peranan penting untuk menentukan masa depan kesejahteraan Masyarakat Riau. Para kandidat Gubernur & wakil gubernur nantinya sebelum dipilih oleh masyarakat Riau tentu akan melewati proses tahapan kampanye. Dimana masing-masing kandidat akan bersaing dalam meyakinkan masyarakat Riau bahwa “saya-lah” (baca: kandidat) yang terbaik untuk masa depan kepemimpinan Riau.
Keberhasilan pelaksanaan pemilu salah satunya ditentukan oleh faktor “kecerdasan politik” para pemilih. Keberadaan pemilih-pemilih yang cerdas tentu saja akan menghasilkan pilihan yang lebih kredibel karena setiap suara yang diberikannya didasari dengan pertimbangan matang, tidak asal pilih. Seorang pemilih yang cerdas harus bersikap kritis dan bijaksana dalam menilai calonnya serta tidak mudah terprovokasi oleh arus politik di lingkungannya. Dengan kata lain, pemilih yang cerdas dapat menilai dan memilih secara objektif berdasarkan kapasitas kandidat yang diketahuinya.
Perilaku Pemilih
Bagaimana menjadi pemilih yang cerdas? Sebelum menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita membuat pemetaan kecil tentang perilaku pemilih dalam menentukan pilihan atas seorang kandidat. Dalam ilmu politik, perilaku pemilih (political behaviour) ini memang menjadi wilayah studi tersendiri. Secara garis besar perilaku pemilih, dalam konteks Pilkada Riau, dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori: pertama, penentuan pilihan karena kasamaan ideologi dengan kandidat. Namun, dalam kehidupan Indonesia sekarang dengan politik aliran semakin cair, ideologi agaknya tidak lagi menjadi faktor determinan, di samping untuk mencari garis persamaan ideologis sekarang ini juga bukan hal mudah karena arus pragmatisme politik yang demikian kuat.
Kedua, pilihan didasarkan pada afiliasi partai politik. Kandidat yang didukung partai politik pilihannya, kepada dialah pilihan dijatuhkan. Pemilih yang berperilaku seperti ini agaknya lebih banyak, sehingga para kandidat berupaya sekuat tenaga untuk memperoleh dukungan partai politik sebanyak mungkin.
Ketiga, pilihan karena kesamaan etnisitas dan pemetaan daerah. Banyak yang mengasumsikan, etnisitas akan turut menentukan pilihan politik seseorang, sehingga salah satu kandidat Pilkada Riau menjadikan isu etnisitas (seperti orang melayu, Minang, jawa, Batak) serta isu seperti Riau Pesisir (Dumai, Bengkalis), Riau daratan, Indragiri (Inhil, Inhu, Kuansing), berdasarkan latar belakang masing-masing kandidat yang dijadikan sebagai penarik suara.
Keempat, pilihan didasarkan pada pragmatisme politik. Pragmatisme ini bisa muncul karena banyak hal, seperti politik uang, kedekatan dengan kandidat, dan sebagainya. Politik uang dalam berbagai bentuk manifestasinya, mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pragmatisme politik. Politik uang sebagai bentuk pragmatisme politik tidak selalu dalam arti pemberian sejumlah uang kepada pemilih, tapi bisa dalam bentuk-bentuk yang agak soft agar tidak dikesankan "membeli" suara. Penulis menduga, pemilih dalam Pilkada Riau banyak yang menempuh cara ini untuk menentukan pilihan.
Kelima, pilihan karena program dan integritas kandidat. Pemilih yang rasional biasanya melihat sisi ini. Tapi penulis menduga kuat, tidak banyak pemilih yang menggunakan hal ini sebagai pertimbangan utama untuk menentukan pilihan.
Memang dimungkinkan, pilihan ditentukan juga karena kombinasi dan perpaduan dari beberapa unsur diatas, namun pemilih yang cerdas seharusnya didasarkan pada rekam jejak kandidat, integritas, keahlian, dan program yang ditawarkan. Pesimisme masa depan dan janji kampanye yang sekedar isapan jempol akhirnya mendorong pemilih menjadi pragmatis. Belum lagi adanya anggapan, siapa pun yang berkuasa tidak akan mampu melakukan perubahan signifikan.
tantangan lain yang akan dihadapi dalam hajatan pilkada Riau nanti adalah keberadaan pemilih pemula yang baru kali petama mengikuti pemilu, serta masyarakat pemilih tradisonal pedesaan) yang memiliki keterbatasan dalam mengakses informasi secara detail mengenai Latar belakang dan profil para kandidat (temuan survey). Alhasil  pelaksanaan pilkada tidak tertutup kemungkinan para pemilih pemula dan pemilih tradisional ini bersikap asal pilih ataupun golput.
Pemilih Cerdas Solusi Cerdas Untuk Riau
Untuk menghindari kegagalan pelaksanaan Pilkada Riau maka diperlukan membuka pikiran masyarakat Riau dari kota sampai kepelosok-pelosok desa agar menjadi cerdas. Maksudnya ialah Memilih Gubernur & wakil Gubernur mesti berdasrkan pertimbangan yang rasional yakni murni penilaian berdasarkan Integritas & Program yang berbasis kesejahteraan rakyat. Kondisi tersebut terjadi apabila pemilihnya cerdas, Maka diperlukan sebuah gerakan massif yang mampu merekonstruksi pikirian masyarkat menjadi pemilih- pemilih cerdas & konsisten.
pemilih cerdas tidak akan mudah tergiur dengan iming-iming imbalan materi (praktek money politic) dan secara tegas menolak sikap golput. Dua hal ini memang telah menjadi “racun” demokrasi di Indonesia meski kasus-kasusnya seringkali lepas dari jerat hukum. Pelaksanaan Pilkada Riau yang bersih dari golput maupun money politics akan menunjukkan kredibilitas serta kualitas pesta demokrasi tersebut.
Untuk mengantisipasi hal ini, aktivitas kampanye hendaknya dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan informasi terkait profil, latar belakang, curriculum vitae, dan pemaparan visi misi para kandidat. Informasi-informasi tersebut hendaknya tercantum dalam media-media yang dipakai sebagai sarana kampanye. Langkah ini sangat penting dilakukan agar para pemilih pemula memiliki gambaran mengenai calon yang akan dipilihnya. Selain itu, secara tidak langsung upaya ini akan mendidik para pemilih pemula serta masyarakat pemilih tradisonal untuk menjadi pemilih cerdas yang memilih dengan kritis dan penuh pertimbangan.
Pilkada Riau harus menjadi pesta demokrasi yang berkualitas dan bisa memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Ini menjadi tanggung jawab semua elemen, baik itu KPU, Bawaslu, Panwaslu, elit politik, pasangan calon serta termasuk didalamnya para tim sukses
Untuk itu Mari kita sukseskan Pilkada Provinsi Riau dengan menjadi pemilih cerdas serta mengajak masyarakat pemilih untuk cerdas dalam menentukan siapa yang terbaik untuk kepemimpinan Riau. Sehingga Pilkada 9 september 2013 akan menghasilkan Output kepemimpinan Riau yang amanah dalam mensejahterakan masyarakat Riau benar-benar terjadi. Dengan demikian Riau tidak akan mengulangi sejarah untuk yang ketiga kalinya dimana akhir periode Gubernurrnya terjerat oleh kasus korupsi.
*Penulis Formatur/Ketua Umum HmI Cabang Pekanbaru Periode 2013-2014
(Diterbitkan oleh Haluan Riau)

Minggu, 07 Juli 2013

ANTARA IMAN, ILMU DAN AMAL : SEBUAH IKHTIAR MEMAHAMI NDP


ANTARA IMAN, ILMU DAN AMAL : SEBUAH IKHTIAR MEMAHAMI NDP
Kita harus yakin dan menguasai hal-hal yang berkenaan dengan Islam, pada saat yang sama, kewajiban kita adalah mengamalkan apa yang menjadi ajaran Islam itu. Proses pengamalan inilah yang dinilai oleh Allah swt.
Allah menilai amal seseorang sesuai dengan petunjuk-petunjuk-Nya. Bagi Allah, amal yang memiliki nilai tinggi di hadapan-Nya adalah amal yang dilakukan dengan iklas. Ikhlas artinya bersumber dari satu keyakinan dan berdasarkan ilmu yang benar, sehingga lahirlah perbuatan yang terbaik.
Jadi, amal yang ikhlas itu merupakan amal perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena niat-niat lain yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau amal yang ikhlas adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang terbaik (the best). Manusia yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada Allah kemudian dia mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan melakukan yang terbaik di dalam hidupnya.
Orang yang beramal atau bekerja seenaknya, berbuat ala kadarnya, melakukan sesuatu karena ingin dipuji orang bukan karena Allah, biasanya selalu melakukan perbuatannya itu tanpa dilandasi keyakinan dan kepercayaan yang utuh.
Demikian juga, ketika seseorang beramal atau berbuat sesuatu tanpa atas dasar ilmu yang benar, tidak didasarkan kepada teori-teori atau syariat-syariat yang telah ditetapkan, tanpa memenuhi syarat dan rukun dari pekerjaan itu. Pasti pekerjaannya itu tidak menghasilkan sesuatu yang terbaik. Mana mungkin seseorang bisa berbuat atau beramal baik, kalau dia tidak tahu ilmunya, pasti perbuatannya itu akan penuh dengan kesalahan-kesalahan. Karena itu dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan dengan agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama manusia serta alam ini. Maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan terlebih dahulu, keikhlasan dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi pada saat yang sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah kita miliki itu. Inilah makna dari amal yang ikhlas, maka ketika Allah menegaskan bahwa kita ini diberi hidup dan mati untuk menguji kita siapa di antara kita yang paling baik amal perbuatannya, amal ibadahnya.
Allah berfirman, “Liyabluwakum ayyukum ahsanu ’amala”. Kita harus artikan bahwa perbuatan yang paling baik itu adalah perbuatan yang berangkat dari niat yang ikhlas dan berdasarkan ilmu yang benar. Niat yang ikhlas saja tanpa ilmu pasti menimbulkan kesalahan-kesalahan, ilmu saja tanpa niat yang ikhlas pasti akan menyimpang dari nilai-nilai kebenaran. Karenanya, mengamalkan apa saja yang menjadi ajaran Islam yang kita yakini itu, harus berangkat dari kepercayaan dan keikhlasan yang ada di dalam hati kita, kemudian dilaksanakan berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada di otak kita.
Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap agama, yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, akan tidak ada artinya keyakinan kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan amal-amal sholeh dalam kehidupan kita, bahkan naudzubillah ilmu yang tidak bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan diri kita dan orang-orang lain di sekitar kita.
Lalu, bagaimana kita menggabungkan tiga hal tersebut? Apakah kita harus percaya dulu, kemudian belajar lalu beramal? Bukanlah itu cara yang harus kita tempuh, melainkan antara keyakinan, ilmu pengetahuan dan amal perbuatan haruslah diupayakan secara bersamaan, karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Ketiga prinsip dasar itu harus senantiasa kita asah, kita perbaiki setiap saat, agar kita dalam melakukan sesuatu, benar-benar berangkat dari keyakinan dan berdasarkan ilmu pengetahuan. Dari keyakinan kita melahirkan dorongan untuk selalu belajar-belajar dan berbuat sesuatu dengan ilmu yang kita punya itu.
Inilah tiga hal yang harus senantiasa dijadikan prinsip dalam hidup kita, yaitu antara iman, ilmu dan amal, antara keikhlasan dalam hati, kecerdasan dalam otak dan ketulusan di dalam beramal.
Walahualam
*Ary Nugraha, Formatur/ Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru
(diterbitkan Independensia.com)

Formatur/Ketua Umum HmI Cabang Pekanbaru Terima Plakat


Kanda Ary Nugraha (Bg Ary Negarawan)- Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru periode 2013/2014 menerima plakat kenang-kenangan sebagai pemateri pada acara diskusi lintas OKP - DIALOGIKA MAHASISWA dengan tema "Pencabutan Subsidi BBM, menyejahterakan atau menyesangrakan rakyat?"
Dihadiri perwakilan pergerakan mahasiswa: HMI, KAMMI, PMII, PII, GEMA-Pembebasan, LDK AL Karamah (Edo)

Kamis, 02 Mei 2013
DI Musholla FTK UIN Suska Lt. 3

Sabtu, 06 Juli 2013

Sambut Ramadhan "AN" Ucapkan Mohon Maaf Lahir & Bathin

Satu Tahun Tidak terasa ramadhan telah kembali kunjungi kita semoga yang dilalui dan dilakukan menjadikan kebaikan. Saya Ary Nugraha mengucapkan dari lubuk hati paling dalam permohonan maaf kepada seluruh pihak, Bapak/Ibu, Abang/kakak, Teman-teman serta adik-adik sekalian. serta mengajak untuk mari sama-sama perbaiki kualitas diri menuju lebih baik
Marhaban Yaa Ramadhan, Mohon Maaf Lahir & Bathin.
1434 H/2013 M

Jumat, 05 Juli 2013